NO
|
KOMPETENSI
|
INDIKATOR
|
2.
|
Memahami kaidah-kaidah dalam menafsirkan al Quran dan mengenal
metode tafsir analisis (tahlili) dan tafsir tematik (maudlui).
|
Menjelaskan penggunaan dlamir, ta’rif dan tankir, ifrad dan
jama, su’al dan jawab serta mutaradifat dalam al Qur’an..
|
Menjelaskan metode tafsir tahlili (analisis) dan metode tafsir
maudlui (tematik).
|
A. Menjelaskan penggunaan dlamir
Fungsi Dhamir (Kata Ganti)
Pada
dasarnya dhamir diletakkan untuk mempersingkat perkataan, ia berfungsi untuk
menyebutkan kata-kata yang banyak dan menempati kata-kata itu secara sempurna
tanpa mengubah makna yang dimaksud dan tanpa pengulangan.
Ibnu Malik dalam kitab
At-Tashil menyatakan Penjelas dhamir ghoib itu adalah lafadz yang terdekat
denganya kecuali bila ada dalil yang munujukan lain. Terkadang tempat kembali
(marja’) dhamir itu dijelaskan lafadznya dan terkadang tidak dijelaskan karena
ada indicator baik yang indrawi maupun yang diketahui melaluui penalaran, atau
dengan menyebut bagian marja’, keseluruhannya, imbangnya atau yang
menyertainya, dalam bentuk apapun.
Dengan demikian marja’
dhamir ghaib adalah
1. Marja’
dhamir adalah lafadzh yang telah disebutkan sebelumnya dan harus sesuai
dengannya .
(
يكون ملفوظا به سابقا عليه مطابقا له)
Contoh
: ونادى نوح ابنه ( هود 42)
2.
Marja’ dhamir
adalah lafadz yang mendahuluinya itu mengandung apa yang dimaksud oleh dhamir.
(يكون ما سبق متضمنا له)
Contoh
: (ولا يجرمنكم
شنآن قوم على ألا تعدلوا اعدلوا هو أقرب للتقوى(المائدة : 8
Dhamir
هو
kembali kepada makna lafadz yang terkandung pada اعدلوا yaitu العدل
3.
Marja’ dhamir
adalah lafadz yang mendahuluinya itu mununjuk kepada dhamir berdasar
keniscayaan.
(يكون المرجع دالا عليه بالتزام)
Contoh
: فمن عفي له من أخيه شيئ فاتباع بالمعروف و أداء إليه
بإحسان ( البقرة : 178)
Dhamir
pada kata إليه kembali pada lafadz العافي (orang yang memaafkan) yang harus ada
sebagai perwujudan dari adanya lafadz عفي (dimaafkan)
4.
Marja’ dhamir
terletak sesudah lafadz dhamir itu sendiri, namun hanya dalam pengucapan saja.
(يكون المرجع متأخرا لفظا لا رتبة )
Contoh
: فأوجس في نفسه خيفة موسى ( طه : 67)
5.
Marja’ dhamir
terletak sesudah lafadz dhamir itu sendiri dalam pengucapan dan kedudukan.
(يكون المرجع متأخرا لفظا و رتبة )
Contoh:
Sebagai mana yang terdapat pada:
1. dhamir
شأن (urusan/keadaan): قل
هو الله أحد(الاخلاص: 1)
2. قصة (kisah):
فإذا هي شاخصة (الأنبياء : 178)
3. نعم (kebaikan)
: فنعم أجرالعاملين ( الزمر :74 )
4. بئس (kejelekan) : بئس للظالمين بدلا(الكهف : 50)
6.
Marja’ dhamir
terletak sesudah lafadz dhamir yang diketahui karena indikatornya.
((يكون المرجع
متأخرا دالا عليه
Contoh:
فلولا إذا بلغت الحلقوم ( الواقعة :83)
Dhamir
rofa’ yang tersimpan disini ditunjukan oleh lafadz الحلقوم yaitu الروح yang apa bila ditulis dengan lengakap maka
akan berbunyi فلولا إذا بلغت الروح الحلقوم
7.
Marja’ dhmir
diketahui dari kontek kalimat
(يكون المرجع مفهوما من السياق)
Contoh:
1. كل من عليها فان marja’ dhamirnya adalah الأرض
2. إنا أنولناه في ليلة القدر marja’ dhamirnya adalah القرآن
8.
Dhamir kadang
kembali kepada lafadz bukan kepada makna
(عاد الضمير على اللفظ دون المعنى)
Contoh:
وما
يعمر من معمر و لا ينقص من عمره إلا في كتاب
Dhamir pada
‘umurhi kembali kepada lafadz “mu’ammar” namun yang dimaksud adalah mu’ammar
yang lain
قال الفرّاء :
يريد آخر غير الأوّل ، فكنى عنه بالضمير كأنه الأوّل : لأن لفظ الثاني لو ظهر كان
كالأوّل كأنه قال : ولا ينقص من عمر معمر ، فالكناية في عمره ترجع إلى آخر غير
الأوّل ، ومثله قولك : عندي درهم ونصفه ، أي : نصف آخر
9. Dhamir
kadang kembali kepada makna saja.
يَسْتَفْتُونَكَ
قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِي الْكَلَالَةِ إِنِ امْرُؤٌ هَلَكَ لَيْسَ لَهُ
وَلَدٌ وَلَهُ أُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَ وَهُوَ يَرِثُهَا إِنْ لَمْ
يَكُنْ لَهَا وَلَدٌ فَإِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ
(An-nisaa:176)
Dhamir pada كانتا tidak didahuli oleh lafadz tasniyah sebagai marja’ karena
lafadz كلالة
dapat dipakai untuk mufrod, atau lebih dari
dua orang. Maka penggunaan tastniyah pada dhamir yang kemali pada kalalah itu
didasarkan pada maknanya.
وَآَتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً فَإِنْ طِبْنَ
لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا
Dhamir
مِنْهُ kembali kepada makna صَدُقَاتِهِنَّ sebab dalam makna yang sama dengan ما أصدق atau الصدق
B. Isim ma’rifah dan nakiroh
A. Nakiroh
Penggunan isim
nakiroh mempunyai beberapa fungsi di ataranya :
1.
Untuk menunjukan
satu (إرادة الوحدة)
Contoh
: وَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ اَقْصَى المَدِينَةِ يَسْعَى ( يس : 20 )
Rojulun
maksudnya adalah seorang laki-laki
2.
Untuk menunjukan
jenis(إرادة النوع).
Contoh : وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ – البقرة
:96)
Yakni satu macam kehiupan dengan bekerja keras
menuntut tambahan masa depan, sebab keinginan itu bukan terhadap masa lalu atau
masa sekarang.
- Untuk menunjukan Satu dan Jenis sekaligus.
Contoh
: (النور 45) وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ
Maksudnya
setiap jenis binatang itu berasal dari satu jenis air dan setiap individu(satu)
binatang itu berasal dari satu nutfah(
air mani)
- Untuk membesarkan dan memuliakan (للتعظيم)
Contoh
:( البقرة :
279) فَأْذَنُوا
بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ
Yaitu
perang yang besar
- Untuk menunjukan arti banyak dan melimpah (للتكثير)
Contoh:
فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ
قَالُوا لِفِرْعَوْنَ أَئِنَّ لَنَا لَأَجْرًا إِنْ كُنَّا نَحْنُ
الْغَالِبِين(الشعراء : 41)
Kata أَجْرًا Maksudnya adalah Pahala yang banyak
dan melimpah
- Untuk meremehkan dan merendahkan (للتحقير)
Contoh
:) مِنْ أَيِّ
شَيْئٍ خَلَقَهُ ( عبس : 18
Kata
شَيْئٍ
Menunjukan makna sesuatu yang hina.
- Untuk menyatakan sedikit (للتقليل )
Contoh
:
وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي
مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ
عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (
التوبة : 72)
Kata رِضْوَانٌ menujukan arti keridoan yang sedikit yang sedikit
dari Allah itu lebih besar nilainya dari pada surgas
- Ma’rifat
Isim ma’rifah mempunyi beberapa fungsi sesuai dengan jenis dan
macamnya.
·
Isim
Ma’rifah bisa dengan dhomir maupun dengan isim alam
·
Dengan
isim alam(nanma) berfungsi untuk menghadirkan pemilik nama dalam benak
pendengar dengan cara menyebutkan namanya yang khas yaitu:
a.
untuk menghormati dan memulyakan
Contoh
: Surat al Fath مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ
مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُم
b.
Untuk
menghinakan / merendahkan
Contoh : Surat (Al Lahab ) تَبَّتْ يَدَا
أَبِي لَهَبٍ وَتَبّ
·
Dengan
menggunkan isim isyaroh (kata tunjuk)
a.
Untuk
menjelaskan bahwa sesuatu itu dekat
Surat luqman 11 : هَذَا خَلْقُ اللَّهِ
فَأَرُونِي مَاذَا خَلَقَ الَّذِينَ مِنْ دُونِهِ بَلِ الظَّالِمُونَ فِي ضَلَالٍ
مُبِي
b.
Menunjukan
keadaan jauh
Surat al baqarah 5 : أُولَئِكَ
عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
c.
Untuk
menghinakan dengan menggunakan isim isyarat dekat
Surat al ankabut 64 : وَمَا هَذِهِ
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ
d.
Untuk
memulyakan/ mengagungkan dengan isyaro jauh
Surat
al baqaroh 1: ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى
لِلْمُتَّقِي
e.
Untuk
memulyakan dengan menggunakan isim isyarat jauh
Surat al baqarah 2 : ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا
رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِي
f.
Untuk
mengingatkan (litanbih)
·
Pema’rifatan
dengan isim mausul berugsi untuk
a. Untuk
menutupi/menyembunyikan nama
Surat
al ahqof 17: وَالَّذِي قَالَ لِوَالِدَيْهِ أُفٍّ
لَكُمَا
Surat
yusuf 23 : وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا
عَنْ نَفْسِه
b. Untuk
menunjukan arti umum
Surat
al nkabut 69: وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا
لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
c. Untuk
meringkas
Surat
al ahzab 69: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا
تَكُونُوا كَالَّذِينَ آَذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا
·
Ma’rifat dengan
Alif lam (al).
a. Untuk
menunjukan sesuatu yang telah diketahui (ma’hud Dzikri)
Surat
an nur 35: اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ
b. Menunjukan
sesuatu yang sudah di ketahui dalam benak. (ma’hud dzihni)
Surat
al fath 18:
لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ
الشَّجَرَةِ
c. Menunjukan
sesuatu yang deketahui karena kehadiranya ( ma’hud hudzuri)
Surat
Al maidah 3:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي
وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
d. Untuk
mencakup semuanya (istighroq)
Surat
al ‘asr 2: إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
e. Untuk
menerangkan hakekat dari suatu jenis
Surat
al ambiya’ 30 : وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ
حَيٍّ
C.
Penyeutan
kata benda (isim) dua kali
Penggunaan
dua kali isim memiliki empat kemungkinan
1. Keduanya
ma’rifah
2. Keduanya
nakiroh
3. Yang
pertama ma’rifah dan yang kedua nakiroh
4. Yang
pertama nakiroh dan yang ke dua ma’rifah
- Jika kedua-duanya ma’rifah maka pada umumnya isim kedua adalah yang pertama.
Contoh
surat al fatihah 6-7اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
، صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا
الضَّالِّين
- Jika kedua-duanya nakiroh maka yang kedua biasanya bukan yang pertama
Surat
ar rum : 54اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ
ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ
ضَعْفًا وَشَيْبَة
·
Do’fun yang
pertama : Seperma (nutfah)
·
Do’fun yang ke
dua : Bayi (tufulah)
·
Do’fun yang ke
tiga : orang tua / lanjut usia(
syaikhukhoh)
Surat
al ‘usr 5-6 فَإِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا، إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
·
‘usr yang kedua
adalah ‘usr yang pertama
·
Sedangkan yusr
yang kedua bukan yusr yang pertama
Ibnu
abas mengatakan satu kesulitan tidak bias mengalahkan dua kemudahan
- Jika yang pertama nairoh dan yang kedua ma’rifah maka yang kedua itu adalah yang pertama karena sudah diketahui (ma’hud)
Surat
al muzamil 15-16 : إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ
رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا
(15) فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا
- Jika yang pertama ma’rifah dan yang kedua nakiroh maka tergantung pada qorinahnya
·
Kadang
qorinahnya menunjukan keduanya berbeda
Surat
ar rum 55 :
وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُونَ مَا لَبِثُوا غَيْرَ سَاعَةٍ
كَذَلِكَ كَانُوا يُؤْفَكُونَ
·
Kadang
korinahnya menunjukan sama
Surat
az zumr : 27-28 : وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِي هَذَا الْقُرْآَنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ
لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (27) قُرْآَنًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِي عِوَجٍ
لَعَلَّهُمْ يَتَّقُون
D.
Mufrod
dan jamak
- الأرض , النور, الصراط , ( selalu dalam bentuk jamak)
- ألباب, أكواب , ظلمات (selalu dalam bentuk jamak)
- Kata السماء dalam bentuk mufrod menunjukan arti arah atas contoh أأمنتم من في السماء أن يخسف بكم الأرض أي من فوقكم, وفي السماء رزقكم . sedangkan dalam bentuk jama’ السموات menunjukan bilangan dan luasnya keagungan (contoh سبح لله ما في السماوات )
- Kata الريح dalam bentuk mufrod dalam kontek adzab
Contoh
: مَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ
كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ
Dalam
bentuk (الرِّيَاحِ ) jamak digunakan dalam
kontek rahmah
Contoh: وَبَثَّ فِيهَا
مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ
السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
- النور dalam bentuk mufrod dan ظلمات dalam bentuk jamak menunjukan arti bawa nur kebenaran hanya satu dan kesesatan banyak. Begitu pula سبيل الحق dan سبل الباطل menunjukan jalan kebenaran hanya satu dan jalan kesesatan sangat banyak.
- Kata yang tersebut dalam bentuk mufrod, mustana, dan jamak. Yaitu ; المشرق والمغرب
·
Pemakaian dengan
bentuk mufrod menunjukan arti arah timur dan barat. Contoh al muzamil ayat
9 رب المشرق
والمغرب
·
Dalam bentuk
musana menunjukan tempat terbit dan tenggelamnya matahari. Contoh ar rohman 17.
رب المشرقين والمغربين
·
Dalam bentuk
jama’ menunjukan arti tempat terbit dan
terbenam di setiap musim (pergantian musim)
Contoh
: Al Ma’arij 40: فلا أُقسم برب المشارق والمغاربو المعارج
E. Lafadz-lafadz dalam al qur’an yang di duga sinonim (
murodif)
1. الخشية و الخوف artinya takut, akan tetapi
al khosyah lebih tinggi ma’nanya daripada khouf.
Al khosyah adalah rasa
takut yang disertai rasa hormat, sedangkan al khouf adalah rasa takut yang
timbul karena rasa lemah dari yang merasa takut.
2. الشح والبخل artinya kikir, lafadz asyuh lebih berat dari pada lafadz al
bukhl
3. السبيل والطريق artinya jalan, lafadz as sabil bayak dipakai pada jalan
kebaikan, sedangkan lafadz at thoriq hamper tidak penah dipakai pada kebaikan
kecuali disertai sifat atau penjelas yang menunjukan ma’na yang di maksud.
4. مد وأمد artinya menjulurkan, lafadz amadda anyak digunakan pada sesuatu
yang dinenangi sedankan kama madda digunakan dalam hal yang tidak disenangi.
F. Soal dan jawab dalam al qur’an
1. Pertanyaan
dan jabanya tidak sesuai sehingga jabanya di sebut sebagai uslubul hakim.
Contoh: يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الأَهِلّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ
وَالْحَجِّ –البقرة : 189)
2. Jawabanya
lebih umum dari pada pertanyaan
Contoh: :( قُل اللهُ يُنجيكم منها ومن كل كَرْبٍ –الأنعام : 64) جوابا من : ( مَنْ يُنْجِيْكم من ظُلُمَات البرّ
والبحر – الأنعام :63)
3. Jawaban
lebih sempit lingkupnya dari pada pertanyaanya.
Contoh: قُلْ
مَا يَكُوْنُ لِى أن أُبَدِّلَهُ مِنْ تِلْقَاءِ نَفْسِى ) جوابا من قوله تعالى ( ائْتِ
بِقُرْآنٍ غَيرِ هذا أو بدِّلْهُ – يونس : 15)
Silahkan Ambil Jika Anda Butuh
BalasHapussyukran ustaz, materi ini penting buat sy
BalasHapussyukron ustadz sangt bermanfaat buat q...tuk menjalani un
BalasHapussangat bermanfaat
BalasHapussangat bermanfaat
BalasHapusblog yang sangat bermanfaat ustadz, tapi maaf sebelumnya, untuk bab nakiroh kategori irodatul wahid, insyaAllah itu surat alqoshosh bukan surat yasin
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus
BalasHapusUstadz, wazan bab ke-2 dari kata ضَلَّ untuk fi'il madhi, يَضِلُّ untuk fi'il mudhari' nya, kalau berdasarkan bab ke-2 tersebut maka masdarnya ضَلًّا. Tetapi ternyata masdarnya menjadi ضَلَالًا. Tolong dijelaskankan kenapa tidak sesuai dengan wazan/rumusnya?
Zajakumullah lhoir
BalasHapusSyukron udtadz :) materi ini bermanfaat betul bagi saya ptibadi
BalasHapusSyukron ya ust
BalasHapus